Emas : Tahun Baru Rally Baru

Monexnews - Meski harga emas turun dalam beberapa pekan terakhir, tidak berarti prospek permintaan fisik ikut tergerus. Aspek sosial budaya negara konsumen mendukung penguatan harga lebih lanjut.

Penurunan harga pekan lalu ternyata cukup merangsang minat beli emas, baik dari Timur Tengah, Eropa maupun Asia. Beberapa dealer besar mencatat limpahan permintaan dan sedikit sekali perintah penjualan.

Tahun baru China

Demand emas fisik cenderung dipengaruhi oleh faktor musiman. Harga emas batangan premium di Singapura dan Hong Kong terpantau naik dibanding pekan lalu. Menjelang libur tahun baru lunar, tingkat permintaan lazimnya melonjak. Demikian pula halnya di India, yang juga memiliki masa peringatan hari raya sendiri.

Volume permintaan konsumen ritel dari China sangat menentukan pergerakan harga. Meski tingkat permintaan diprediksi tidak sebagus tahun lalu, momen tahun baru selalu berimbas pada kenaikan demand signifikan. Societe Generale mencatat bahwa arus transaksi emas Shanghai Gold Exchange (SGE) sudah mencapai rekor tertinggi kemarin (20/12). "Rata-rata transaksi harian adalah 6,5 ton di bulan November, namun naik sampai 11,5 ton sejak 12 Desember lalu," ulas Societe. Jika dianalisa lebih lanjut, permintaan melonjak tepat di saat harga jatuh ke bawah $1,700 per ons. Artinya transaksi harian di SGE sudah meroket 77% dari level bulan November. Pengaruh dari China sejatinya akan lebih besar dalam hitungan hari mendatang.

Hari ini, Goldman Sachs memaparkan proyeksi harga emas untuk tiga bulan ke depan di $1,785. Sedangkan proyeksi harga untuk enam bulan adalah $1,840 dan 12 bulan ke depan di $1,940. Ekspektasi itu cukup realistis, mengingat harga saat ini sudah pulih ke atas psikologis $1,600 per ons. Jika ditilik lebih jauh, beberapa faktor berikut berpotensi menopang harga dalam beberapa bulan ke depan:

- Selama suku bunga tetap rendah dan tren bailout mengemuka, maka tidak ada alasan bagi emas untuk turun harga.

- Solusi krisis memang sedang diupayakan oleh pejabat tinggi Eropa. Angka triliunan euro siap digelontorkan, baik oleh Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Sentral Eropa (ECB) dan the Fed. Namun, siapa yang akan mem-bailout Jepang, Inggris dan Amerika Serikat? Padahal ekonomi ketiga negara ini tengah flat dan beban hutang jangka panjang juga sangat besar.

- Penyeimbangan rasio hutang secara teoritis tidak bisa benar-benar tuntas dengan membuat hutang baru. Terlepas dari struktur apapun yang dipakai, bailout tetaplah sebuah pinjaman yang harus dilunasi kelak.

- Perbankan menjadi sektor yang memiliki penyakit kronis akibat krisis. Mulai dari kewajiban menerima kerugian aset obligasi negara, kebangkrutan dan pengetatan aturan sistem perbankan. Semua beban itu memiliki efek berantai yang kian mempersempit peluang bank untuk meraih keseimbangan neraca.

- Konflik kepentingan antara golongan politik, baik di Eropa maupun AS. Bisa terlihat dari bagaimana Franco-German gagal meluluhkan hati Inggris untuk menyepakati aturan fiskal bersama awal bulan ini. Atau pertentangan partai Demokrat dan Republik dalam menyikapi beban hutang Amerika. Belum lagi pengaruh ketegangan politik dari wilayah, seperti Timur Tengah dan Korea Utara.
sumber:http://www.monexnews.com/market-outlook/emas-tahun-baru-rally-baru.htm
0 Komentar untuk "Emas : Tahun Baru Rally Baru"

ini blog dofollow , U comment I follow

Back To Top