Meminimalisis Kerugian Via Stop Loss Order

Apakah anda pernah menggunakan stop loss order dalam trading? Para trader, terutama yang baru memulai trading sering kali enggan memakai perintah ini. Stop loss order lazim diartikan sebagai langkah penghilang kesempatan untuk meraup profit maksimal. Banyak trader pemula cenderung menyalahkan stop loss order ketika gagal meraih profit optimal, benarkah demikian?


Memang benar bahwa stop loss order dapat membatasi optimalisasi profit. Tetapi coba Anda bayangkan bila trading tanpa menggunakan stop loss order. Saat mendapati posisi trading Anda tidak sejalan dengan arah pasar, potensi kerugian akan jauh lebih besar jika Anda tidak menggunakan stop loss order.

Trader biasanya baru bertindak ketika jumlah kerugian sudah terlalu besar. Dengan berasumsi bahwa dirinya telah merugi terlalu besar, trader cenderung memutuskan untung tidak melakukan cut pada saat itu. Langkah tersebut sama dengan membiarkan trading mengalir berdasarkan harapan bahwa harga akan berbalik, harga tidak meluncur lebih jauh dan kerugian bisa tertutup. Menyerahkan langkah eksekusi pada pada diri sendiri tanpa disertai stop loss order bisa menyebabkan nilai account turun drastis

Stop loss order dapat membiarkan Anda tetap memegang kendali atas aktifitas trading. Kerugian bisa dihentikan sebelum jumlahnya bertambah besar. Perintah ini juga dapat mengunci keuntungan trading yang sudah di depan mata, atau sering disebut dengan trailing stop. Dengan kata lain, perintah penghentian potensi kerugian akan sangat membantu dalam menjaga nilai modal. Tujuannya adalah agar Anda tetap mempunyai kesempatan untuk membukukan profit di kemudian hari. Tentu dengan rasio yang lebih besar dibandingkan kerugian terdahulu.

Tidak hanya itu, stop loss order  berfungsi untuk membebaskan trader dari aktifitas pengamatan grafik atau posisi secara non-stop setiap hari. Cukup dengan memasang stop loss order di awal trading, Anda dapat tetap melakukan aktifitas lain pada jangka waktu tertentu. Kemudahan ini berguna untuk melepaskan pikiran Anda dari potensi stress, sehingga Anda dapat menghasilkan keputusan jernih pada trading selanjutnya.
Beberapa cara mengimplementasikan stop loss order adalah sebagai berikut:

1.    Stop dengan Equity
Anda bisa menempatkan stop loss order  berdasarkan persentase penurunan total equity. Bagi trader konservatif, persentase bisa sebesar 2% atau maximum 5% dari total equity. Contoh: Anda memiliki total dana $1000 dalam account. Anda tetapkan stop loss order 2% dari $1000. Jadi, apabila dana Anda berkurang jadi $980, trading langsung berhenti saat itu juga.
Meskipun demikian, cara stop loss  ini memiliki kelemahan, yaitu sifatnya tidak fleksibel atau statis. Walaupun berdasarkan analisa Anda, harga dapat kembali lagi sesuai arah posisi semula, stop loss order ini otomatis menghentikannya.
Sementara keuntungan dari stop loss jenis ini adalah untuk memberi kriteria jelas mengenai posisi tepat untuk memasang stop loss order.

2.    Stop dengan Grafik
Dengan mengacu pada grafik, Anda tidak memasang stop loss order berdasarkan titik harga tertentu dengan besaran nilai stop sama. Penempatan stop loss mempertimbangkan titik harga yang diberikan oleh analisa grafik. Stop loss ini bersifat dinamis, contoh: Anda bisa memasang stop loss order berdasarkan level Fibonacci, level support atau resisten. Terlihat divergence pada indikator MACD, perpotongan garis-garis MA dan sebagainya.
Kelemahan stop loss  ini terletak pada besaran nilai stop loss yang tidak sama atau lebih besar dari keinginan Anda. Di samping terdapat kemungkinan trading tidak langsung terhenti ketika grafik sudah menunjukkan bahwa Anda harus keluar, seperti saat Anda menggunakan stop dengan equity.
Akan tetapi, stop loss dengan grafik tebilang lebih fleksibel dan terpercaya karena menyesuaikan dengan pergerakan harga dan volatilitas pasar.

3.    Stop dengan Margin
Sebenarnya stop dengan margin ini bukanlah stop loss order. Namun membiarkan seluruh dana yang kita miliki dalam account membatasi kerugian trading Anda. Bila Anda memiliki $1000 di dalam account, maka trading akan terhenti saat $1000 habis atau terkena margin call.
Stop jenis ini mencerminkan ketidakdisiplinan trader yang melakukan trading berdasarkan harapan semata.

4.    Stop dengan Data/Kejadian Penting
Lazimnya, stop jenis ini dilakukan oleh trader yang sangat mengerti fundamental ekonomi, dapat memahami pengaruh suatu data/kejadian terhadap pergerakan mata uang atau indeks saham ke depannya. Contoh: pengaruh krisis hutang di Eropa akan mendepresiasi nilai Euro terhadap Dollar AS. Trader akan melakukan sell EURUSD dan menentukan stop jika ada konfirmasi, pernyataan atau tindakan dari otoritas terkait bahwa Eropa sudah aman dari krisis tersebut.

Para trader dapat menyesuaikan penggunaan stop loss order dengan kondisi psikologis masing-masing serta sistem trading dan manajemen resiko yang digunakan. Pertimbangkan stop loss order sebagai asuransi proteksi trading Anda. Penerapan dengan disiplin tinggi menjadi kuncinya!

by  Ariston Tjendra / Kepala Divisi Riset dan Analisis Monex - monexnews

Related Post:

0 Komentar untuk "Meminimalisis Kerugian Via Stop Loss Order"

ini blog dofollow , U comment I follow

Back To Top