Automatic Trading ; Fakta atau Fiksi

Popular Automatic Trading selalu diikuti oleh pesatnya bahan pemasaran terkait robot trading. Sangat disayangkan membanjirnya materi promosi tentang robot di pasaran justru membawa kecendrungan untuk membuat bingung daripada lebih bersifat informatif. Di edisi futures monthly kali ini kami coba kemukakan kesalahan dari lima mitos Automatic Trading yang populer :
1.      Fiksi : Penyedia Automatic Trading adalah Spesialis Bahasa Programming
Biasanya setelah coding bahasa program dalam bentuk JAVA atau C++ telah dibeli, seseorang masih pelu menghabiskan banyak waktu untuk menciptakan strategi intelejen secara statistik yang dapat bekerja di pasar. Oleh karena itu, tim yang terdiri dari ahli keuangan serta teknikalis masih diperlukan. Lebih jauh lagi, jika vendor memutuskan untuk mengupgrade produk mereka, tambahan coding yang berisi strategi baru akan diperlukan.
Ditulis oleh: Albertus CK / Periset dan Analis Senior Monexnews.com

2.      Fiksi : Sepuluh Trading Strategi Lebih Baik Daripada Lima
Ketika automatic trading pertama kali menjadi popular di Eropa, fokusnya saat itu adalah bagaimana menyediakan algoritma yang memiliki performa terbaik. Penjualan selama dua tahun terakhir banyak provider automatic trading beralih fokus dari performa terbaik ke strategi terbaru yang bervariasi. Alasannya mereka beralih fokus adalah semakin banyak strategi yang dimiliki klien, maka klien mereka pun akan memiliki kontrol lebih besar pada perilaku robot mereka. Sebenarnya hal ini kurang logis karena mengandalkan strategi saja tidak dapat menjamin apapun. Kualitas dibanding kuantitas merupakan faktor penting, sehingga jika kita mengharapkan klien menggunakan beberapa algoritma namun keseluruhan kinerja tetap buruk sama saja bohong.

3.      Fiksi : Teknik Optimisasi Mudah Diintegrasikan ke dalam Automatic Trading
Mungkin banyak sekali kita temukan teknik optimisasi pada Robot. Namun pada dasarnya terdapat tiga langkah untuk menyusun optimisasi :
-          Merumuskan problem secara matematis untuk memecahkan masalah
-          Memiliki teknik numerik yang benar (dengan optimasi) dan mengimplementasinya untuk menguji data
-          Pemeriksaan kembali untuk melihat apakah jawabannya benar-benar optimal
Optimizer digunakan untuk mencari pilihan terbaik seperti misalnya waktu transaksi dan trade size (terdapat dalam parameter). Asumsi yang dibuat dalam objektif diatas adalah salah satu cara untuk mencari solusi. Sayangnya, spread bid/ask ataupun likuiditas dalam kondisi nyata dapat bervariasi atau berubah-ubah setiap hari. Konsekuensinya perilaku perdagangan sendiri harus disesuaikan sejalan dengan perubahan yang terjadi di pasar. Suatu trading strategi yang berdasarkan objektif optimisasi yang tidak beradaptasi pada perilaku intraday cenderung tidak efisien.

4.      Fiksi : Arah Automatic Trading Selanjutnya Adalah Mesin Pembaca Berita
Konsep mesin pembaca berita adalah suatu software yang akan memindai feed berita dan bereaksi jika software tersebut berpikir suatu event berita tersebut akan mempengaruhi pasar. Ide seperti ini mungkin dipublikasikan secara berlebihan, namun kebanyakan provider Robot melupakan satu-satunya hal yang penting, yakni eksekusi yang mengacu pada reaksi market akibat suatu berita, bukan pada beritanya itu sendiri. Kebingungan sempat timbul karena fakta strategi eksekusi yang mengacu pada deteksi peluang trading yang baru, seperti misalnya mencari kombinasi keywords dalam feed berita kemudian menentukan buy atau sell suatu saham sebelum yang lainnya sempat bereaksi, cara seperti ini sesungguhnya merupakan suatu alat pendeteksi transaksi bukannya alat peng-eksekusi transaksi.

5.      Fiksi : Automatic Trading System Spesifik hanya Untuk Forex
Kesalahpahaman yang umum adalah teknik algoritma yang berbeda diperlukan untuk perdagangan komoditas yang berbeda-beda pula. Namun, ada properti statistik standar yang dapat diukur di semua jenis market terlepas dari jenis instrumennya seperti : spread bid ask, volatility, trade volume, dan likuiditas pada harga tertentu. Sementara perbedaan diantara tiap instrument kebanyakan hanya pada peraturan bursa nya seperti : market hours, tick sizes, pricing, regulasi , dsb. Maka implementasi robot di jenis market yang lain sesungguhnya tidak serumit yang dibayangkan sebelumnya.
1 Komentar untuk "Automatic Trading ; Fakta atau Fiksi"

United States and shoes Sergio Rossi flagship gold, gold wrapped over the entire heel, his best gorgeous!2011 red-soled shoes are also streaming out of fashion?Want to wear the dual fashion beauty shoes, that Sergio Rossi2011

ini blog dofollow , U comment I follow

Back To Top