Ekonomi AS Positif, Jangan Senang Dulu

Melihat data-data ekonomi Amerika yang baru-baru ini dirilis dengan hasil yang baik, pasara diharapkan tidak reaktif berlebihan sebelum adanya konfirmasi tegas dan jelas, Pasar harus waspada dan berhati-hati apakan ekonomi amerika betul-betul pulih atau tidak.


Jika mengikuti pidato ketua the Fed Amerika Ben S. Bernanke pada Senin malam beberapa waktu lalu, kita dapat melihat bahwa bank sentral sendiri belum terlalu yakin pemulihan ekonomi saat ini sudah stabil.

Selasa malam, ketika sesi wawancara dengan stasiun ABC News, Bernanke kembali menegaskan masih terlalu dini untuk mendeklarasikan bahwa perekonomian domestik pulih. Walau prospek ekonomi cerah, beliau tetap mengingatkan para pembuat kebijakan agar tidak berpuas hati.

Menurut ketua the Fed itu, Amerika belum sampai pada titik dimana proses recovery penuh sudah betul-betul “on track”. Meski begitu, beliau menyambut positif turunnya tingkat pengangguran dan mengungkapkan bahwa ketegangan finansial di Eropa mulai reda.

Perlu diingat bahwa beberapa bulan terakhir memang isu krisis utang Eropa terlihat reda, tapi pemberitaan yang muncul kemarin memperlihatkan Spanyol sebagai potensi pemicu krisis lanjutan setelah Yunani. Spanyol sudah sampai pada titik yang mencemaskan, masyarakat mulai turun kejalan melakukan demonstrasi menuntut reformasi birokrasi dan fiskal. Tingkat pengangguran meningkat dan masyarakat bahkan perusahaan kesulitan mendapat pinjaman akibat banyak perbankan lebih memilih mengamankan dananya agar tidak terbelit kredit macet.

Ini adalah faktor fundamental penting yang dapat digunakan untuk membaca arah pasar dijangka pendek dan menengah. Situasi bisa stabil diawal, tapi dapat juga meledak tiba-tiba.

Disamping itu Bernanke juga mengingatkan bahwa pengangguran masih tinggi dan pasar perumahan masih lemah. “saya rasa penting bagi kita untuk tidak berpuas hati. Jalan masih panjang, masih banyak tugas rumah yang perlu diselesaikan dan kami akan terus melakukannya.”

Untuk saat ini, Bernanke juga tampaknya tidak akan mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang disodorkan dalam hal stimulasi pertumbuhan ekonomi, pun, dia tidak memberi sinyalemen aksi pembelian obligasi akan dilakukan dalam waktu dekat.

Sejauh ini the Fed telah mempertahankan suku bunga dekati nol sejak Desember 2008 lalu dan telah memborong obligasi senilai $2,3 triliun melalui dua kali program stimulus.

Sementara itu ketua the Fed cabang Dallas Richard Fisher, sepakat bahwa cepatnya pertumbuhan ekonomi diperlukan dalam rangka meningkatkan lapangan kerja. Namun dalam kaitannya dengan pelonggaran kebijakan moneter lanjutan, secara tegas dia menolak. Sepertinya Fisher lebih memilih pemulihan ekonomi yang lebih alamiah ketimbang stimulasi.

Dalam tiga bulan terakhir Amerika berhasil meningkatkan lapangan kerja lebih dari 200.000, hasil positif ini sempat memicu spekulasi bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih cepat. Tapi fakta berbicara lain setelah mendengar pidato Bernanke Senin kemarin, dimana statement yang keluar sepertinya tidak mendukung spekulasi yang beredar.

Bernanke cenderung tidak mau berpuas hati dan mengingatkan semua pihak agar waspada dan penting sekali untuk memastikan positifnya pertumbuhan ekonomi berlanjut. Ada beberapa hal yang dapat meruntuhkan proses pemulihan ekonomi, diantaranya harga bensin yang terus merangkak naik akibat kondisi geopolitik. “Tapi untuk saat ini, belum ada situasi yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.”

Kali ini terlihat jelas bahwa Bernanke bersikap lebih hati-hati dan enggan berspekulasi liar mengingat banyak faktor X yang tidak dapat diprediksikan secara tegas. Setiap ketegangan yang muncul berpotensi melemahkan pasar dan meruntuhkan proses pemulihan ekonomi. Yang jelas Amerika tidak dalam kondisi dapat mendikte dunia agar mengeluarkan kebijakan yang selaras dengan kepentingannya.
sumber: financeroll.co.id


1 Komentar untuk "Ekonomi AS Positif, Jangan Senang Dulu"

Group company, formerly known as Anta (Fujian) Footwear Co., Ltd. was founded in 1991,

ini blog dofollow , U comment I follow

Back To Top