ECB Harus Intervensi Lagi?

Zona Euro menapaki krisis babak baru, ECB harus turun tangan dan menghidupkan kembali pembelian obligasi jika kondisi ekonomi Spanyol dan Italia, kata para analis.


Biaya pinjaman Spanyol naik ke level tertinggi sejak Desember di saat muncul keraguan akan kemampuan pemerintah mencapai target defisit. Yield obligasi tenor 10 tahunnya melonjak ke 5,93%, sebulan lalu masih di 4,9%.  Kekhawatiran datang dari program penghematan, yang dilakukan di saat ekonomi sedang diambang resesi dan tingkat pengangguran di 23%. Kenaikan yield itu ditakutkan memukul kemampuan Spanyol meminjam uang dan tetap operasional.

Kondisi darurat memang belum terlihat, karena yield obligasi Spanyol baru mencapai 5,9%, masih jauh dari 7% yang dianggap para ekonom sebagai level bahaya, yang membawa Yunani, Irlandia dan Portugal bertekuk lutut dan menjadi pasien IMF.  Tapi tingkat kenaikannya dalam beberapa hari terakhir meresahkan banyak kalangan, begitupun kekhawatrian mengenai penyebaran ke Italia, yang membuat yield-nya naik ke 5,66%.

Yield kedua negara itu akhirnya turun hari ini berkat pernyataan pejabat ECB, Benoit Coeure. Anggota Dewan Eksekutif itu memicu spekulasi ECB akan melanjutkan program pembelian obligasi untuk menekan yield Spanyol. Ia mengatakan pihaknya punya instrumen, yaitu program pasar sekuritas (SMP), yang belum digunakan secara maksimal tapi masih tersedia.

Menghidupkan kembali Securities Market Program bisa memicu perdebatan dalam internal ECB karena satu dan lain hal. Pertama, ini berarti bertolak belakang setelah Presiden Mario Draghi menutup kemungkinan langkah seperti itu dalam jumpa pers minggu lalu, Kedua wacana itu bisa memicu penolakan dari Jerman yang selama ini tidak suka ECB turun tangan. Karena penolakan keras Jerman itulah yang membuat Draghi enggan mengiyakan. Selain itu, program itu bisa dianggap sebagai pengakuan 1 triliun euro yang disuntikkan ECB ke sistem perbankan Eropa pada Desember dan Februari kurang efektif.

Tapi para analis mengatakan ECB akhirnya tidak punya alternatif, atau tidak ada yang lebih baik, bila ingin menghentikan keresahan mengenai Spanyol dan Italia menjadi babak baru krisis utang Eropa. “Pembelian obligasi relatif lebih mudah diaktifkan kembali,” kata Timo Wollmerhaeuser, analis dari Ifo Institute. Langkah itu lebih mudah dikomunikasikan dan tertarget dibandingkan menggelar program pinjaman murah lagi,” katanya.

Para analis juga memandang kesulitan yang dihadapi negara seperti Spanyol bisa menambah tekanan ke ECB untuk membeli obligasi di pasar sekunder lagi. Christian Schulz, ekonom dari Berenberg Bank di London, mengatakan risiko krisis Spanyol menyebar ke Italialah, yang dapat mendorong ECB bertindak. “Dengan ancaman penyebaran muncul, situasinya bisa berbeda,” ujarnya.
Sumber Berita: Nizar Hilmy - strategydesk.co.id
1 Komentar untuk "ECB Harus Intervensi Lagi?"

brand Li Ning personnel changes will enter a full transition.

ini blog dofollow , U comment I follow

Back To Top