Stimulus, Masih Muluskah ?


oleh : Ariana Nur Akbar
Senior Researcher and Analyst Monexnews.com
Melihat banyaknya stimulus yang dilakukan oleh para bank sentral utama dunia, investor sepertinya masih harus memutar otak untuk memprediksi pergerakan harga untuk melihat dampak stimulus yang dilakukan. Terlebih saat stimulus yang diluncurkan bank sentral tersebut ternyata tidak sesuai dengan harapan atau ekspektasi pasar, terutama apabila terjadi hal-hal yang bersifat force majeur.

Hal ini bisa dilihat pada stimulus yang dilakukan oleh Bank of Japan baru-baru ini. Stimulus berupa penambahan dana sebesar 11 triliun Yen sepertinya dianggap masih mengecewakan, dimana target yang ditetapkan sebelumnya adalah dalam kisaran 10 triliun – 65 triliun Yen, walau masih sedikit diatas level terendahnya, paling tidak angka 50% dari kisaran tersebut seharusnya, sebagaimana diharapkan pasar, terjadi.

Bahkan sempat dikabarkan bahwa BoJ sepertinya mulai kehilangan independensi terhadap intervensi yang dilakukan mata uangnya; bukannya melakukan intervensi terhadap Yen (melakukan aksi jual Yen untuk memulihkan kondisi ekspor), justru melakukan penambahan dana untuk pembelian aset yang ternyata dibawah ekspektasi dan meluncurkan pinjaman dengan bunga yang rendah tanpa adanya batasan jumlah kepada sektor perbankan.

Hal itu menimbulkan pertanyaan tentunya, mengapa justru langkah yang kurang popular atau diluar kebiasaan justru dilakukan. Ini pula yang menyebabkan pasar merasa kecewa dengan langkah setengah hati yang dilakukan oleh Bank of Japan, dimana apabila diamati, yang dilakukan oleh BoJ serupa dengan langkah yang diambil oleh bank sentral AS, Federal Reserve Bank, yang alih-alih melonggarkan kebijakan, tetapi justru melakukan pembelian aset (yang sepertinya dengan dana yang terbatas).

Itu yang terjadi di Jepang. Sedangkan di AS sendiri, badai Sandy yang memporak-porandakan Wall Street beserta kota-kota besar disana seperti New York, New Jersey, Manhattan hingga sepanjang pantai menuju New England masih menyisakan duka yang mendalam dengan banyaknya korban berjatuhan dan potensi biaya yang harus dikeluarkan untuk mengembalikan kondisi disana seperti semula yang timbul dari masalah transportasi, infrastruktur dan perbankan.

Wall Street yang ditutup selama 2 hari pun masih menyisakan bagaimana perdagangan di bursa AS sempat sedikit tersendat, dihantui oleh adanya perbaikan yang mungkin akan menelan biaya dan waktu yang cukup banyak.

Badai Sandy pun masih menyisakan pertanyaan, apakah pemulihan perekonomian akan dapat berjalan dengan mulus, melihat bahwa adanya serangan badai Sandy sempat mencuatkan kemungkinan hambatan pemulihan dan mungkin akan berdampak terhadap rilis data tingkat tenaga kerja di AS. Apakah mungkin akan diluncurkan kembali stimulus.

Mungkin anggapan bahwa QE4 di AS tidaklah berlebihan bila dampak dari badai Sandy terus mempersuram keadaan pemulihan perekonomian disana. Kekhawatiran terhadap banjir di pusat kota New York dan kekhawatiran akan potensi kerusakan di fasilitas nuklir di AS sendiri bisa saja mencuatkan langkah-langkah pemulihan, menjelang pemilihan presiden AS. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa stimulus-stimulus baru akan mulai bermunculan. Dan masih mampukah stimulus (dari AS) akan terus berjalan dalam menghadapi rilis data ekonomi sepanjang awal bulan baru? Hal ini masih harus diamati lebih jauh tentunya.

Tag : News
1 Komentar untuk "Stimulus, Masih Muluskah ?"

Kunjungan malam..
maaf yah mas bila kunjungan kami hanya merepotkan ..heheee
terlepas dari itu kami selalu menyukai dan respek dengan artikel yang mas buat..

ini blog dofollow , U comment I follow

Back To Top