Tapering The Fed Paling Di Tunggu Pasar

Jakarta – Pelaku pasar di bursa saham disarankan untuk wait and see alias tak mengambil tindakan apapun atas saham hingga The Fed memutuskan pengurangan stimulusnya.

Pada perdagangan Jumat (13/9/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 18,93 poin (0,43%) ke posisi 4.375,539. Intraday terendah 4.318,222 dan tertinggi 4.375,539.

Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan net sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net buy.

Pengamat pasar modal John Veter mengatakan, keputusan The Fed soal tapering (pengurangan stimulus moneter) merupakan tema yang paling ditunggu pasar pekan ini. Jika tapering tersebut melebihi US$10 miliar, market akan cenderung corrective.

Sebaliknya, jika kurang dari US$10 miliar, market akan cenderung positif dan akan bergerak naik dalam sepekan ke depan. Bahkan, IHSG bisa positif signifikan hingga 4.600 dalam 1-2 pekan ke depan. Jadi, dalam sepekan ke depan, arah IHSG sangat tergantung pada berita tapering The Fed itu. “Dalam situasi ini, saya sarankan para pelaku pasar untuk lebih cenderung wait and see daripada mengambil tindakan pada saham-saham baik jual maupun beli,” katanya kepada INILAH.COM. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Akhir pekan lalu, IHSG menguat 0,43%. Apa yang terjadi?

IHSG mengalami konsolidasi normal setelah mengalami kenaikan tinggi dalam tiga hari di awal pekan lalu. Jadi, IHSG konsolidasi sehat di level 4.300-an ini. Di masa konsolidasi ini, pasar sebenarnya sedang menunggu. Salah satu yang ditunggu adalah BI rate yang sekarang sudah dinaikkan ke 7,25%.

Pasar juga menunggu rencana pengurangan stimulus (tapering) The Fed pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu-Kamis (18-19/9/2013). Pasar masih bertanya, apakah hal itu akan terjadi.

Selain itu, apalagi yang masih ditunggu pasar?

Akhir bulan ini, pasar menanti pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) untuk defisit neraca perdagangan dan inflasi September yang akan dirilis awal bulan depan. Karena itu, pasar relatif lebih banyak wait and see.

Lantas, bagaimana Anda melihat arah IHSG sepekan ke depan?

Dalam sepekan ke depan, IHSG masih akan konsolidasi dalam kisaran 4.300 hingga 4.400. Konsolidasi juga karena minimnya katalis positif dari dalam negeri. Fokus pasar pada FOMC.

Bagaimana Anda melihat skenario dari pengurangan stimulus The Fed dan pengaruhnya ke IHSG?

Jika The Fed menunda rencana tapering-nya, akan menjadi katalis yang sangat positif untuk pasar. Saat ini, pasar sudah berhitung, pengurangan stimulus The Fed sebesar US$10 miliar dari total US$85 miliar saat ini. Jika tapering tersebut melebihi US$10 miliar, market akan cenderung corrective. Tapi, separah apa penurunannya, belum kelihatan. Yang jelas, IHSG berpeluang melemah ke 4.200-an lagi.

Jika sebaliknya?

Sebaliknya, jika kurang dari US$10 miliar, market akan cenderung positif dan akan bergerak naik dalam sepekan ke depan. Bahkan, IHSG bisa positif signifikan hingga 4.600 dalam 1-2 pekan ke depan. Jadi, dalam sepekan ke depan, arah IHSG sangat tergantung pada berita tapering The Fed itu. Sebab, pengurangan stimulus The Fed merupakan tema yang paling ditunggu pasar.

Apa saran Anda untuk para pemodal di bursa saham?

Dalam situasi ini, saya sarankan para pelaku pasar untuk lebih cenderung wait and see daripada mengambil tindakan pada saham-saham baik jual maupun beli. Sebelum tapering diputuskan oleh The Fed, investor lebih baik wait and see saja hingga ada kejelasan seberapa besar penurunan angka stimulusnya. Sebelum Kamis (19/9/2013), tidak usah terlalu banyak trading atau terlalu banyak action karena memang tapering-lah yang paling ditunggu-tunggu pasar untuk saat ini.

Anda punya saham pilihan?

Untuk saham pilihan, saya masih suka saham PT Semen Indonesia (SMGR), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Surya Semesta Internusa (SSIA), dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA).

Mengapa saham-saham tersebut jadi pilihan?

Emiten-emiten tersebut relatif punya ceruk pasar di dalam negeri dan tidak terlalu terpengaruh oleh tapering The Fed. Memang jika tapering di atas US$10 miliar, semua saham akan terkena dampaknya. Hanya saja, untuk saham-saham tersebut efeknya lebih kecil.

Jika tapering melampaui ekspektasi, saham-saham pertambangan akan terdampak negatif. Sebab, harga komoditas akan turun akibat penguatan dolar AS. Saham-saham batu bara dan Crude Palm Oil (CPO) yang paling terpukul. Saham-saham perbankan masih aman karena berbasis domestic demand.

Intinya, pasar baru bisa masuk saham pilihan tadi setelah ada kepastian dari kebijakan tapering The Fed. Tapi, saham-saham itu cocok untuk trading jangka pendek, maupun investasi jangka menengah dan jangka panjang. Sebab, secara fundamental juga bagus. Tapi, dalam situasi pasar saat ini, belum ada target harga untuk saham-saham tersebut.
0 Komentar untuk "Tapering The Fed Paling Di Tunggu Pasar"

ini blog dofollow , U comment I follow

Back To Top